Rumah Koran adalah wadah belajar bagi para petani yang ada didesa Kanreapia, Kecamatan Tombolo Pao, Sulawesi Selatan. Rumah yang di penuhi dengan Koran ini menjadi tempat berkumpulnya para petani untuk menuju ke Petani Literasi dan Pertanian Organik.



Rumah Koran didirikan oleh Jamaluddin pada 17 Agustus 2011 dan lahir tekatnya sebagai Sarjana Pulang Kampung. Saat itu Jamaluddin baru menyelesaikan masa study S2-nya di Universitas Muslim Indonesia (UMI). Berawal dari rasa prihatin Jamaluddin terhadap masih tingginya tingkat buta huruf bagi masyarakat desa dan masyarakat petani.



Dampak dari buta huruf itu salah satunya menyebabkan banyak petani yang salah menggunakan takaran pupuk dan pestisida dan berimpas pada kualitas tanaman yang buruk.
Rumah Koran membagi peserta didik menjadi tiga bagian, untuk anak – anak dan pemuda, fokus untuk meningkatkan SDM dan generasi petani yang cerdas dan berdaya saing. Kemudian orang tua fokus kepada pengembangan pertanian organic. Selain dari daerah itu sendiri, banyak juga peserta dari daerah lain yang mengikuti, karena merekapun memiliki program Satu Dusun Satu Rumah Baca. Program ini dilakukan agar akses membaca dan berdialog lebih dekat.



Rumah Koran Juga mengajarkan para petani untuk bertani organic, karena menurut Jamaluddin Pertanian Organik membuat Petani dan Konsumen sehat, pemasaran luas, dan unsure hara tanah membaik. Menurut Jamaluddin bertani Organik juga mendukung keselamatan para petani karena menurutnya banyak petani disana yang tidak menggunakan masker saat menyemprot tanaman, jadi keselamatan kerjapun diabaikan. Produk Pertanian Organik hasil dari Rumah Koran bisa Farmerian dapatkan di @petanigowa.



Saat ini, Rumah Koran sudah berkembang dan memiliki :
1.       Perpustakaan Kambing, sebagai peternak dan menghasilkan pupuk kandang
2.       Café Baca
3.       Rumah Kentang, sebagai penyedia bibit kentang, tomat dll
4.       Komunitas Padaelo, sebagai pembuat kerajinan
5.       Rumah Baca Parang Boddong, sebagai contoh keikutsertaan pemerintah dalam gerakan ini Parang Boddong Sendiri adalah nama Dusun. Gerakan ini kami beri nama Gerakan Cerdas Anak Petani, menjadi Petani Literasi.


                     Gerakan Yang Luar Biasa ya Farmerian, di Kutip dari Instagram @balaitani