Petani Literasi di Kaki Gunung Bawakaraeng
PETANI LITERASI DI KAKI GUNUNG
BAWAKARAENG
Petani adalah seseorang yang bergelut dengan tanah, terik
matahari, dan menghasilkan pangan, pemandangan bercocok tanam terlihat setiap
hari di desa ini, Desa Kanreapia.
Desa yang berada tepat di bawah kaki Gunung Bawakaraeng,
dengan pemandangan hijau dedaunan dan sayur – sayur bergoyang mengikuti irama
dan tiupan angin yang berhembus pelan dan menggigil.
Parang dan Cangkul menjadi senjata bawaan wajib saat ke
kebun, terlihat aktivitas petani yang berbeda, ada yang menyemprot, ada yang
membersihkan gulma-gulma, ada yang mencangkul, ada yang panen dan ada yang membaca di kebun.
Ada pemandangan baru sejak 2014 lalu, ada gerakan sadar
pendidikan, petani harus berpendidikan dan cerdas, pemandangan baru itu terlihat
dari bekas kandang bebek, satu tempat beternak yang sudah tidak difungsikan
lagi dan berubah warna menjadi tempat belajar
Ribuan Berita tertempel disana, berbagai macam sumber
media, dan berita dipasang disana, andaikan ada pemecah Rekor Muri tentu tempat
ini sudah memecahkannya, sebagai tempat dengan menempel Koran terbanyak.
Yach sudahlah itu hanya kisah tempel Koran karena yang terpenting disini adalah bagaimana para
petani bisa membaca kebutuhan Alam, membaca bukan hanya persoalan buku dan
Koran tetapi yang utama adalah membaca KELESTARIAN Alam.
Melalui Literasi
banyak hal yang bisa di kaji dan di mengerti, sesuai dengan maknanya Literasi
adalah kemampuan dan keterampilan individu dalam membaca, menulis, berbicara,
berhitung dan memecahkan masalah pada tingkat keahlian tertentu yang di
perlukan dalam kehidupan sehari – hari.
Gerakan Literasi di pegunungan dan pedesaan hari ini
telah tumbuh subur dan terus berkembang menjadi gerakan sadar Pendidikan,
edukasi mengajak masyarakat untuk terus membaca, untuk terus menulis, untuk
terus berdiskusi telah menggema di mana – mana, salah satunya di desa Kanreapia
di Kaki Gunung Bawakaraeng.
Gunung Bawakaraeng sendiri secara ekologis memiliki
posisi penting karena menjadi sumber penyimpan air untuk kabupaten Gowa dan
Kota Makassar sehingga Gerakan Sadar akan konservasi penting untuk terus di
suarakan, membaca alam, menulisnya dalam catatan dan melestarikannya dalam
tindakan adalah langkah yang harus terus di lakukan oleh Petani Literasi di
Kaki Gunung Bawakaraeng.
Ajakan untuk terus menanam pohon, ajakan jangan membuang
sampah di Sungai, ajakan membersihkan lingkungan, ajakan menjadi Petani Organik
harus terus terdengar disini, karena Sungai Bukan Tempat sampah tetapi tempat
membaca buku, karena kita adalah generasi Muda harus punya Karya, yang muda
yang berkarya.