Tersedianya buku – buku bacaan menjadi modal utama karena akan menjadi pemandangan hadirnya Literasi daLam keseharian dan aktivitas kita di rumah dan tempat – tempat Lainnya.
Pegang buku dan membaca buku tumbuh dan berkembang dari kebiasaan – kebiasaan sehari – hari. Kebiasaan pegang buku dan membacanya akan menjadi kebiasaan yang membekas daLam keseharian seseorang. terLihat sederhana tetapi mempunyai pengaruh yang besar, dan akan berbekas didaLam diri seseorang.
 
Buku – buku bacaan yang tersedia akan menjadi koLeksi bacaan yang setiap waktu akan menjadi bahan bacaan, kehadiran buku – buku koLeksi tersebut setiap waktu bisa di baca. Berbeda jika koLeksi buku tidak ada, karena bahan bacaannya saja tidak ada sehingga untuk menumbuhkan minat baca atau keinginan membaca menjadi haL yang berat untuk di ciptakan.

Sama haLnya Rumah Koran Lahir untuk menghadirkan sumber bacaan dan wadah bagi masyarakat Petani di pedesaan agar petani mempunyai wadah untuk berkumpuL dan bermusyawarah.


Kehadiran Rumah Koran untuk memperkenaLkan dan menghadirkan gerakan Literasi pada Lingkungan masyarakat petani. Rumah Koran menyasar anak – anak petani agar mereka menjadi generasi petani yang gemar membaca, dan cinta pendidikan.
Tujuannya adaLah agar tumbuh kesadaran pentingnya menimba iLmu dan menumbuhkan minat membaca sejak dini kepada anak – anak petani, dengan hadirnya Rumah Baca sebagai wadah bembaca bagi petani di harapkan mampu menjadi jaLan membawa perubahan.
Gerakan  Literasi daLam Lingkup kehidupan pertanian adaLah arah pertanian yang modern dan berdaya saing, karena meLaLui kegemaran membaca, para petani perLahan dan pasti mereka akan menjadi petani organic. Memahami Literasi Lingkungan, Literasi FinanciaL,  Literasi DigitaL dan Literasi Lainnya, agar tercipta kehidupan masyarakat yang cerdas dan berdaya saing.