Sejumlah sektor mulai terdampak El Nino lantaran intensitas hujan yang menurun, termasuk sektor pertanian. Di beberapa daerah, khususnya lokasi gerapan pertanian lahannya mengalami kondisi kekeringan.

Di tengah tantangan perubahan iklim agar tetap bisa berproduksi khususnya di sektor pertanian, masyarakat petani di Desa Kanreapia di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan memiliki cara agar sumber keberlangsungan hidupnya tetap bisa terjaga.

Jamaluddin salah seorang petani sayur di Desa Kanreapia mengatakan dampak El Nino tidak bisa dipungkiri menyentuh semua sektor termasuk pertanian. Namun untuk mengatasi hal tersebut pihaknya sedari jauh hari telah melakukan persiapan agar usaha yang digeluti bersama dengan warga lainnya tetap dapat berjalan.

Dikatan Jamaluddin, bahwa di desanya terdapat 100 embung yang menampung air dari sumber mata air alami untuk memastikan petani tetap dapat melakukan produksi 

Terlebih kata Jamaluddin, bahwa saat musim kemarau seperti ini harga sayur di pasaran cenderung lebih tinggi karena tidak semua daerah dapat melakukan produksi. 

“Harga sayur lebih baik di musim kemarau. Petani mendapatkan keuntungan karena bisa tetap budi daya saat harga sayuran tinggi,” jelas Jamaluddin melalui sambungan seluler, Jumat (1/9/2023).

Lebih lanjut, Jamaluddin mengatakan embung yang ada di wilayahnya ini merupakan hasil swadaya dari masyarakat. Adapun cara kerja embung dalam menyirami sayuran dengan dialirkan melalui pipa.

“Dilakukan penyiraman secara terjadwal dengan memanfaatkan air yang telah tertampung di embung,” jelasnya.

Jamaluddin berharap penggunaan embung untuk menyiasati kekeringan di musim kemarau dapat diadopsi juga di daerah lain


Sumber : 100 Embung Pertanian Kanreapia

https://www.rri.co.id/daerah/344460/petani-sayur-kanreapia-tetap-produksi-meski-el-nino

 


0 Komentar